Ambon,MPnews.com-Hampir sembilan tahun bangun gereja Betlehem, Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Seti Bakti, Klasis Seram Utara masukan lonceng gereja baru.
Ketua Majelis Jemaat GPM Seti Bakti Imelda Saimima menuturkan, sejak dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Betlehem Baru pada 2015, akhirnya warga Gereja mengantarkan lonceng gereja dari gedung gereja lama ke gedung Gereja Betlehem yang baru.
“Dalam perjuangan penyelesaian pembangunan gedung Gereja Bethlehem yang baru yang dimulai sejak peletakan batu pertama 1 september 2015, tahap demi tahap telah dilalui, dan tepat di hari ini Minggu 10 Maret 2024, Jemaat GPM Seti Bakti, Klasis Seram Utara bersyukur dan bersukacita sebab merayakan Minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-V, dan arak-arakan mengantarkan lonceng gereja dari gedung gereja Bethlehem lama ke gedung gereja Bethlehem Baru,” ujarnya kepada wartawan Bedah Nusantara.com melalui release , Minggu (10/3/2024).
Lonceng Gereja memiliki makna penting tidak hanya bagi jemaat GPM Seti Bakti, juga bagi jemaat-jemaat lain dalam Gereja Protestan Maluku.
“Lonceng Gereja bukan sebatas sebuah instrumen atau perabot gereja, tetapi lonceng dalam teologi di Gereja Ptotestan Maluku adalah lambang atau simbol suara Tuhan yang memanggil umat untuk membangun hubungan dengan Tuhan tetapi juga dengan sesama. Umat datang beribadah, memuji dan memuliakan nama Tuhan, mendengarkan Firman-Nya yang berimplikasi pada hubungan yang baik dengan sesama mereka. Sebab itu, lonceng adalah salah satu peralatan liturgi Gereja yang vital, sebab secara sederhana lonceng dipahami sebagai penyelenggaraan ritual( ibadah) secara utuh,” paparnya.
Memahami makna simbol lonceng gereja yang demikian, maka pekerjaan pembangunan menara lonceng, dan lonceng itu sendiri haruslah dilihat sebagai pekerjaan sakral atau kudus, sehingga perlu didoakan terlebih dahulu.
“Di Minggu Laetare, yang berarti ‘bersukacitalah’ jemaat diingatkan tentang pentingnya kebahagiaan dan ketahanan selama pembangunan. terinspirasi dari spiritualitas Paulus yang mengingatkan bahwa dalam penderitaan, Allah tetap menyertai. Hal ini menjadi inspirasi bagi umat dalam pembangunan Gedung Gereja Bethlehem yang baru, dalam proses pengetesan lonceng Gereja yang baru, Allah pasti akan menyertai,” tandasnya.
Ketua Panitia Pembangunan gedung Gereja Bethelehem yang baru; Oscar Lissay mengakui, kami hanya melakukan bagian kami, ada bagian Tuhan yang akan Tuhan kerjakan.
“Itulah yang menjadi kekuatan panitia dan jemaat melakukan pekerjaan pembangunan hingga kini. Baginya, pembangunan gedung gereja yang baru tidak dilihat sebagai beban, melainkan sebagai respons jemaat telah diberkati. Dengan prinsip inilah pekerjaan pembangunan gedung gereja yang baru akan dilihat sebagai sebuah tantangan iman, bahwa di tengah kekurangan dan keterbatasan, mereka mampu melakukan yang terbaik untuk Tuhan sebagai wujud telah diberkati,” tuturnya. ( MP01 )