“Aku Kembali, Aku Ada, Aku Kerja Untuk Melayani”

oleh -93 Dilihat
oleh

Dari sekian banyaknya angan – angan yang dimiliki setiap insan, pasti terbesit dalam pikirannya untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, minimal berharga bagi orang – orang yang dia cintai tanpa memandang status, golongan dan jabatan.

Hasrat bermanfaat untuk orang banyak bukanlah perkara yang mudah, karena harus benar – benar lahir dari hati nurani yang luhur sehingga mendorong rasa yang bisa diaplikasikan lewat sikap dan perbuatan.

Itulah kesan dari serangkaian percakapan yang coba disimpulkan Tim Redaksi MalukuPublikNews.Com terhadap sosok Sekretaris Kota Ambon Drs. Agus Ririmasse, AP, M.Si, ketika bertandang ke ruangan kerja awal pekan kemarin.

Percakapan yang dibangun dalam suasana keakraban sesekali terselengi canda dan tawa itu diawali dengan cerita awal dari alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tamatan 1997 meniti karir birokrasinya saat ditempatkan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan magang hampir kurang lebih tiga bulan selanjutnya ditempatkan pada lingkup Pemerintah Kota Kupang pada Bagian Pemerintahan.

Lelaki lulusan SD K Urimesing A2 Ambon tahun 1987 ini menceritakan pengalaman menarik ketika memulai pengabdiannya di Kota Kupang, dimulai dari ketika Walikota Kupang dijabat oleh Samuel Kristian Lerik, kala itu sempat melihat Ririmasse menjalani piket jaga.

“Kamu pegawai baru ya ?” tanya  Lerik, “Siap luluan IPDN yang ditempakan di Kota Kupang,” jawab saya, “Kamu kan perwira kenapa piket jaga,” Tanya kembali Lerik. sejak saat itu saya dipanggil Sekretaris Daerah dan ditempatkan menjadi Lurah Oesapa Kelurahan terbesar di Kota Kupang saat itu memiliki 167 RT dan sekitar lima puluhan RW,” tutur lulusan SMP N 1 Ambon ini.

“Saat menjadi lurah Oesapa saya diberikan penghargaan Lurah terbaik tingkat Provinsi NTT (penghargaan Menteri Dalam Negeri) tahun 1998,” tambahnya.

Mulai dari situlah karir birokrasi Agus Ririmasse mulai bernapak tilas di Kota Kupang. Dirinya mulai berpindah menjadi Lurah Oeba, kemudian diangkat menjadi Sekretaris Camat Oebobo, Kepala Protokoler Setda Kota Kupang, Camat Kelepa Lima. Kemudian diangkat menjadi Kasubdin Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Kota Kupang, Kabid SDM dan Pengembangan Sistem BAPUSDA, Kabid Pelayanan dan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatata Sipil, Kepala Bagian Sosial Setda Kota Kupang, Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kupang.

Alumni SMA N 7 Ambon ini, kemudian dikaryakan pada Staf Kampus IPDN Cilandak Direktorat dan karirnya berkembang dan menjabat sebagai Kepala Seksi Lembaga Pengguna Pemerinta di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri RI Tahun 2016 – 2017.

“Ketika itu, senior saya menjadi Walikota Kupang Jefri Riwu Kore lalu dirinya meminta saya untuk kembali dan mengabdi di Kota Kupang,” ucapnya.

Diceritakan lanjut, ketika kembali mengabdi ke Kota Kupang dirinya ditempatkan menjadi staf pada Bagian Protokoler Setda Kota Kupang, kemudian diangkat menjadi Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kemudian menjadi Plt. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan dirinya diangkat menjadi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2019 – 2020 setelah itu diangkat menjadi Assisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Kupang dan sempat menjadi Plt. Kepala Dinas dan Pencatatan Sipil pada tahun 2020 – 2021.

Banyak kenangan dan penghargaan yang diraih Ririmasse selama bertugas di Kota Kupang, salah satu yang paling diingat ketika mendapat penghargaan saat menjadi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yakni penghargaan dari Ombudsman RI tentang Kepatuhan Pelayanan Admin Duk Tahun 2020.

Romansa manis yang sempat menjadi viral tentang pelayan publik terbaik pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Ririmasse pun berbagi cerita dengan pengalaman manis itu.

“Jadi gini pertama terjadi karena harus bekerja dengan hati, harus memiliki hati seorang hamba yang melayan. Itu dulu ! Setelah itu baru kita bekerja dengan Sistem diterapkan dengan baik. Intinya Disdukcapil itu adalah dinas pelayanan publik yang mana harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan yaitu KTP, Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak serta Akta Kematian atau Perceraian. Semua yang ada di dinas itu adalah hak warga negara dan wajib hukumnya pemerintah memberikan itu tanpa sepeser pun kepada dinas,” tutur dia.

“Dengan berbekal pernah menjadi pegawai di Ditjen Dukcapil, jadi saya mengetahui persis bagaimana caranya memperbaiki sistem kependudukan, dan saya mengusulkan kepada Walikota Kupang untuk merubah sistem pelayanan dan disetujui. Karena itu saya rubah sehingga Dinas Dukcapil pada saat itu ditata dari perangkat keras sampai pada perangkat lunak (sistem),” tambahnya.

Selain itu, lanjut sosok peraih medali emas KUMITE – 70 Kejurnas Karate STIE YPKP Piala Menpora 1994 ini, beberapa pegawai yang sempat kedapatan “nakal” diberhentikan dan diganti tenaga pegawai baru sehingga pelayanan hanya berlangsung 10 menit.

Kebijakan untuk melakukan inovasi pelayanan langsung kepada warga yang dikenal dengan nama Program SIMPELS (Sistem Informasi Pelayanan Gratis) mendapat respon yang sangat luar biasa dari masyarakat. Salah satunya ketika melakukan pelayanan di Markas Komando Brimob Polda NTT, Ririmasse sempat berkantor dua minggu ditempat itu.

“Saat itu kita target hanya dua hari untuk melayani istri – istri anggota Brimob, tetapi karena membeludak akhirnya saya diberikan ruangan  untuk berkantor di Mako Brimob selama dua minggu, media disana sempat menulis kalau Kadisdukcapil berkantor di Asrama Brimob, dan semua serba sistem,” kenang dia, dengan sedikit tersenyum.

Selama mengabdi di tanah rantau, sempat terpikirkan dalam benaknya kembali pulang ke tanah kelahirannya untuk mendedikasikan diri membangun Kota Ambon yang dia cintai. Ibarat gayung bersambut diawal tahun 2021 Pemerintah Kota Ambon melakukan seleksi terbuka calon Sekretaris Daerah, lelaki kelahiran Ambon, 22 Ferbuari 1975 ini mengikuti seluruh pentahapan seleksi tersebut. Dari sekian banyak kandidat yang mendaftar akhirnya Agus Ririmasse yang dinyatakan layak untuk menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ambon dan dilantik Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dan memulai karirnya sejak 21 Desember 2021 sampai sekarang.

Selain sukses sebagai seorang birokrat, Ririmase ternyata memilki karakteristik yang berani menerima calangge untuk urusan pendidikan. Hal itu dapat tergambar ketika dirinya menceritakan pengalaman waktu dipromosikan untuk sekolah di Institut Pemerintahan Jakarta namun waktu bersamaan dirinya sebelum test untuk melanjutkan S2 di Universitas Indonesia, ironisnya kedua – duanya dinyatakan lulus.

“Ini soal kesempatan dan saya harus berjuang untuk menyelesaikan keduanya. Memang capek, tapi kalau saya kembali tidak memiliki waktu lagi dan Puji Tuhan saya bisa selesai dalam waktu yang hampir bersamaan,” ucap dia.

Kini Ririmasse diperhadapkan dengan tantangan baru, dimana semua orang di Kota Ambon ini tahu, kalau dirinya sementara mempersiapkan diri menjadi Calon Walikota Ambon Periode 2024 – 2029 pada Pilkada Kota Ambon.

Kondisi ini lah yang membuat sebagian publik di daerah ini bertanya – tanya, kenapa sampai dia ingin masuk ke dunia politik sementara dalam karirnya birokrasi sangat luar biasa sampai mendapat jabatan tertinggi untuk seorang birokrat.

Dengan lugas, Ketua Dewan Pembina Masyarakat Flobamora NTT Cabang Ambon ini menjelaskan, dasar dari semua itu adalah “ingin menjadi berkat bagi orang banyak”. Kalau dia hanya seorang Sekretaris Daerah tugas membantu semua kebijakan Kepala Daerah dan Wakil termasuk mengurus semua administrasi, tetapi ketika menjadi Kepala Daerah saya punya kewenangan untuk mengatur kebijakan dan inovasi membangun kota ini untuk kesejahteraan masyarakat.

“Menjadi Kepala Daerah itu dengan hati dan menjadi berkat buat kota ini, bermasyarakat, saya akan memperbaiki seluruh infrastruktur yang ada di kota ini sejahterakan rakyat. Contoh seperti inilah dan pengalaman menjadikan ambon yang seperti dulu Ambon Manise,” imbuh dia dengan penuh semangat.

“Kalau sekarang ini, kita bilang Ambon Manise apa sih ? ada macet dimana – mana, penataan pasar tidak baik, sampah dimana – mana melam pun banyak lampu jalan yang mati, sehingga saya pengen tata dan saya memiliki kemampuan itu dan saya bisa,” tegas Ketua KONI Kota Ambon ini.

Dia tambahkan, kalau Tuhan berkehendak dirinya menjadi Wali Kota Ambon, dia dapat mengambil keputusan dan bisa membuat semua terjadi, karena pengalaman dengan sejumlah inovasinya yang ada. Dirinya yakin kalau Kota Ambon akan menjadi lebih bagus dan lebih sejahtera masyarakatnya.

“Jadi pemimpin harus tegas, karena disiplin memang tidak semua orang akan suka saat kita melakukan sebuah perbaikan dan perubahan. Pasti akan ada pro dan kontra tapi kalau untuk kepentingan rakyat dengan kota ini harus berani, karena nanti dilihat dulu hasilnya kemudian baru bisa dipercaya,” kata Ririmasse.

Salah satu langkah terobosan yang dilakukan saat ini, adalah mengembangkan Kilinik Mata milik Pemerintah Kota Ambon yang berlokasi di Terminla Transit Passo akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Mata.

“Diklinik itu setiap hari melayani masyarakat bisa sampai dua ratus orang jadi kita harus memikirkan bahwa ke depannya itu cara melayani orang harus berikan yang terbaik. Pelayanan itu bisa sampai malam malam hari oleh karena itu kita perlu tingkatkan menjadi rumah sakit. Pemerintah Kot Ambon sudah bertemu dengan Kementerian Kesehatan dan disetujui. Pak Pj. Wali sudah bicara dengan Dinas Kesehatan tahun 2024 kita masukan proposal lalu nanti Kementrian akan membekap sampai tahun 2026,” jelasnya.

“Maksudnya menjadi berkat itu adalah menolong orang jangan membuat program yang mempersulit masyarakat, membantu masyarakat masyarakat kecil memberikan bantuan seperti usaha mikro kalau dibantu dnegan iklas bisa menjadi berkat bukan untuk memperkaya diri sendiri,” kata dia.

Dari segudang pengalaman yang berhasil dia lalui dan yang akan diraih kedepan ternyata ada sosok yang sangat berperan dalam dirinya. Dialah sosok seorang Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya.

  

Ilmu hidup yang terbaik dirinya terima dari sang Ibu adalah mampu melayani orang lain dengan tulus dan iklas lewat talenta yang tuhan berikan. “Ilmu hidup saya dapat dari mami, mami seorang suster di RS GPM, dulu dia melayani orang bukan saja di Rumah Sakit tetapi sampai ke rumah – rumah. Dari situlah saya belajar tentang ilmu hidup, ilmu melayani dan berbagi dengan hidup sederhana, semua orang dulu pasti kenal suster Else Riry,” jelas Ririmasse yang terlihat matannya berkaca – kaca dan hampir menitikan air mata.

Restu dan doa ibunya, membuat Ririmasse sangat yakni dan teguh untuk maju berkontestasi di Pilkada Kota Ambon 28 November mendatang, selain restu dan doa dari istri dan kedua anak serta keluarga besar.

“Keinginan saya untuk mencalonkan diri sebagai Walikota bukan baru sekarang, tetapi sejak saya masih di Kota Kupang. Saya sudah mendiskusikan dengan istri dan anak saya, setelah itu saya menemui ibu saya, dan mendapat restu. Saat itu Ibu saya mendoakan saya, barulah saya menyampaikan keinginan kepada keluarga besar,” terang Ririmasse.

Menurutnya, awal keluarga sempat bertanya sikap yang diambil untuk menjadi Kepala Daerah di Kota Ambon, karena pasti banyak tantangan, fitnah yang akan menyerang pribadi dia bahkan bisa sampai ke keluarga. Selain itu, karir birokrasinya yang masih panjang menjadi salah satu alasan mengapa sampai keluarga meminta untuk mempertimbangkan dengan seksama.

 

Tetapi ketika dia menjelaskan niat baiknya untuk menjadi berkat bagi masyarakat kota ambon, serta membangun kota ambon lebih baik lagi, akhirnya keluarga menerima bahkan mereka siap mendukung, termasuk menyiapkan mental ketika ada isu atau fitnah yang akan diterpa nanti. Semua yang terjadi saat ini adalah penyertaaan Tuhan dan penyertaan keluarga.

Diakhir diskusi panjang tim redaksi dengan Agus Ririmasse, ada sebuah quotes yang patut dijadikan sebagai pegangan hidup yakni “Jadilah hidup untuk berkat bagi sesama, dan jangan mengambil hak milik orang lain,”

Ririmasse berpesan demi kepentingan Kota Ambon yang dicintai, marilah kita sebagai figur – figur Calon Kepala Daerah untuk tidak saling gontok – gontokan, menyerang pribadi orang lain, menciptakan isu hanya untuk mewujudkan hasrat pribadinya. Tetapi marilah menampilkan ide, invoasi program demi dan untuk kemajuan Kota Ambon yang sama – sama kita cintai. (Tim Redaksi)