Ambon,MPnews.com-Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon Rembuk Stunting tahun 2024.
Kepala Kantor Kecamatan Teluk Ambon Agus Pattikawa mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Kekurangan gizi kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan bayi sehingga dapat menyebabkan tingkat kecerdasan tidak maksimal rentan terhadap penyakit dan beresiko pada menurunnya tingkat reproduktivitas di masa depan,” ujarnya disela-sela Rembuk Stunting Desa Poka Tahun 2024, Kamis (18/7/2024).
Untuk Kota Ambon kata dia, angka stunting masih cukup tinggi dimana, pada Bulan Mei lalu mencapai 20 persen.
“Dengan tingginya angka stunting, Pejabat Walikota Ambon Dominggus Kaya meminta, agar pada tahun 2024 menurunkan angka stunting di bawah 20 persen,” paparnya.
Selaku Kepala Kantor Kecamatan Teluk Ambon, pihaknya menghimbau, semua Tim PKK dan Kader Posyandu untuk membangun kerjasama melakukan koordinasi bersama masyarakat dalam menurunkan angka stunting.
“Kita harus datang dari rumah ke rumah untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi dalam penurunan angka stunting di Desa Poka,” ungkapnya.
Dia berharap, semua Tim PKK dan kader maupun seluruh stake holder untuk berperan aktif menurunkan angka stunting.
“Stunting bukan tanggung jawab pemerintah tapi, kita semua stake holder yang ada di Kota Ambon untuk bersama-sama dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting,” tandasnya.
Hal yang sama disampaikan, Kepala Desa Poka Marthina Kelbulan mengakui, apabila berbicara rembuk stunting bukan hal baru bagi semua masyarakat, karena stunting masuk dalam perencanaan Desa Poka.
“Kalau berbicara tentang rembuk stunting, kita bukan hanya berbicara soal stunting, tapi bicara dari sisi penyakit dan kesehatan maupun stunting,” ungkapnya.
Dalam rembuk stunting, pihaknya mengundang balita dan ibu hamil karena, ini merupakan sumber kasus atau masalah bagaimana rembuk stunting dapat mengukur kekurangan Energi Kronis (KEK) dari ibu hamil.
“KEK dapat terjadi pada ibu hamil, karena KEK dipicu oleh stres, infeksi virus, gangguan sistem kekebalan tubuh, atau ketidakseimbangan hormon, makanya kita undang tenaga kesehatan untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masa kehamilan,” terangnya.
Dia berharap, stunting dapat tertangani dengan baik.
“Penanganan stunting dengan adanya Posyandu bisa memenuhi standar layanan, kader yang berkualitas dan didukung sarana prasarana dalam membantu masalah kesehatan masyarakat,” katanya.
Untuk diketahui Rembuk Stunting Desa Poka diikuti oleh tenaga Kesehatan, kader Posyandu, ibu hamil dan undangan lainnya. (MP_Norin)