Ambon, MPNews.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ambon bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku menggelar sosialisasi digitalisasi sistem pembayaran bagi para pedagang kuliner dan takjil.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Darwin, Balai Kota Ambon, pada Selasa (25/02/2025), dengan tujuan memperkenalkan transaksi digital kepada para pedagang agar lebih memahami dan memanfaatkannya dalam aktivitas jual beli sehari-hari.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Disperindag Kota Ambon, Josias P. Loppies, Deputi Kepala Perwakilan BI Maluku, Dicky Rachmat Afriyanto, serta Analis BI, Silvester Deo.
Dalam sambutannya, Josias P. Loppies menekankan pentingnya sosialisasi ini sebagai langkah awal dalam membiasakan pedagang dengan sistem pembayaran digital.
“Saya berharap apa yang disampaikan oleh para narasumber dapat menjadi perhatian dan semoga sosialisasi ini dapat ditindaklanjuti jika bermanfaat,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Maluku, Dicky Rachmat Afriyanto, menegaskan bahwa salah satu tugas utama Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai rupiah melalui pengelolaan stabilitas moneter, sistem keuangan, serta sistem pembayaran. Ia juga menekankan bahwa digitalisasi transaksi dapat meningkatkan efisiensi pembayaran dan mempermudah masyarakat dalam bertransaksi secara non-tunai.
“Kami mengajak masyarakat atau pedagang agar menyimpan uang di bank sehingga tidak menyimpan uang sendiri di rumah yang tentunya akan berisiko,” kata Afriyanto.
Sebagai tahap awal, sosialisasi ini menyasar para pedagang kuliner malam di Jalan Yos Sudarso dan depan Maluku City Mall (MCM), serta para penjual takjil di depan Masjid Raya Al-Fatah. Ke depannya, program ini akan diperluas hingga mencakup seluruh pedagang pasar di Kota Ambon.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pedagang semakin terbiasa menggunakan sistem pembayaran digital yang lebih aman, praktis, dan efisien. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Kota Ambon, sehingga lebih banyak masyarakat yang terlibat dalam sistem keuangan formal (**)