Jakarta, MPNews.com – Prevalensi stunting nasional terus menunjukan tren penurunan.
Hal ini disampaikan dalam laporan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd., kepada Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam Rakornas Percepatan Penurunan Stunting 2025 pada Rabu (12/11), di Kemenkes, Jakarta.
Menurut dia, rakornas menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, dihadiri lebih dari 300 peserta luring dan 2.450 peserta daring dari seluruh Indonesia.
Karena itu, Menteri Wihaji menegaskan pentingnya kerja bersama, “Program ini harus kita kawal bersama, kita keroyok bersama, karena kuncinya ada pada kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.”
Selain itu, Wapres Gibran juga mengapresiasi capaian nasional yang kini berada di bawah 20%, disertai perbaikan indikator balita overweight dan anemia pada ibu hamil. Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan masih besar menuju target 14% tahun 2029.
Dalam dialog, Wapres menyoroti daerah dengan penurunan signifikan, seperti Jawa Barat (turun 5,8%) dan Klungkung, Bali (dari 19% menjadi 5,1%). Ia juga menegaskan pentingnya mendukung 1,5 juta kader posyandu
“Mereka adalah garda terdepan penurunan stunting. Kita perlu memastikan dukungan, pelatihan, dan insentif yang memadai bagi mereka,” kata Wapres.
Rakornas juga menjadi ajang penganugerahan Penghargaan GENTING (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting). Program GENTING dinilai berhasil menjadi model kolaborasi gotong royong lintas sektor dalam memperkuat intervensi gizi dan non-gizi bagi keluarga berisiko stunting. Hingga Oktober 2025, program ini telah menjangkau lebih dari 1,5 juta keluarga penerima manfaat, melampaui target nasional satu juta keluarga berisiko stunting.
Dengan semangat yang sama, Kemendukbangga/BKKBN terus memperkuat program quick wins seperti GENTING, GATI, TAMASYA, dan SIDAYA untuk membangun keluarga sehat dan berdaya menuju Indonesia Emas 2045. (**)
