Wamen Isyana: Speech Delay Pada Anak Harus Ditangani Sejak Dini Melalui Intervensi Yang Tepat

oleh -27 Dilihat
oleh

Jakarta, MPNews.com – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, S.Sos, mengatakan keterlambatan bicara atau speech delay pada anak merupakan isu serius yang harus dicegah dan ditangani sejak dini.

Wamen Isyana menegaskan hal itu saat membuka kegiatan Taman Asuh Sayang Anak di Kelas Orang Tua Hebat (TAMASYA di KERABAT) Seri 8 yang mengangkat tema “Pengasuhan dan Stimulasi Anak dengan Speech Delay”. Acara digelar secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube resmi Kemendukbangga/BKKBN (25/09/2025).

Mengutip data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023, Wamen Isyana menunjukkan bahwa prevalensi speech delay pada anak prasekolah di Indonesia mencapai 5–8 persen.

“Di balik angka tersebut ada wajah-wajah anak yang penuh harapan, ada orang tua yang cemas, dan ada keluarga yang membutuhkan dukungan kita semua. Dengan intervensi yang tepat, anak-anak dapat mengejar ketertinggalannya,” ujar Isyana.

Speech delay dapat dipengaruhi faktor medis seperti gangguan pendengaran, keterlambatan perkembangan saraf, maupun faktor eksternal seperti kurangnya stimulasi bahasa dan tingginya penggunaan gawai.

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat mengganggu keterampilan sosial serta menurunkan kepercayaan diri anak. Karena itu, interaksi langsung antara anak dan orang tua tetap menjadi kunci utama.

Isyana juga mengingatkan pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan. “Pengasuhan bukan hanya tugas ibu. Ayah yang aktif mendongeng, bercanda, atau bercakap-cakap dengan anak sesungguhnya sedang memberi hadiah terbesar: rasa percaya diri, rasa aman, dan kemampuan berbahasa yang lebih baik,” katanya.

Bagi Isyana, semua pendekatan itu merupakan bagian dari komitmen semua pihak dalam mengimplementasikan Asta Cita Pembangunan Nasional, khususnya peningkatan kualitas SDM menuju Generasi Emas 2045. “Generasi sehat, cerdas, bahagia, dan berdaya saing global,” pungkas Wamen Isyana.

• Komunikasi, Bahasa dan Bicara

Kegiatan kali ini menghadirkan Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) dari IDAI sebagai narasumber, serta dr. M. Gilang Edi, BMedSci (Hons) dari Primaku sebagai moderator. Dalam paparannya, dr. Fitri menekankan pentingnya membedakan komunikasi, bahasa, dan bicara.

Komunikasi adalah proses bertukar ide, sementara bahasa mencakup pemahaman dan ekspresi melalui kata atau simbol. Sedangkan bicara adalah kemampuan menyampaikan pesan dengan artikulasi yang jelas.

Lebih lanjut, Fitri menjelaskan stimulasi tahap pengenalan bagi anak. Misalnya melalui permainan multisensori, mendengarkan suara, menirukan kata sederhana, hingga menunjuk benda sesuai perintah.

Latihan-latihan sederhana dalam keseharian dapat membantu anak meningkatkan kemampuan bahasa reseptif maupun ekspresif. Intervensi ini sebaiknya dilakukan sejak usia dini, terutama pada fase sensitif perkembangan bahasa. (BKKBN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.