Inspirasi Remaja Maluku dari Akademi Keluarga: Belajar Karakter, Siapkan Masa Depan

oleh -65 Dilihat
oleh

JAKARTA, MPNews.com – Jersey Miguel Mahulette, Ketua OSIS SMA Kristen YPKPM Ambon, tidak pernah menyangka dirinya berani menjawab pertanyaan langsung dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd. di hadapan ratusan peserta Akademi Keluarga Indonesia 2025.

Dari momen itu, ia bukan hanya mendapat hadiah laptop, tapi juga pelajaran berharga tentang kepercayaan diri.

“Terima kasih atas waktunya. Pengalaman ini sangat berkesan karena sejak pertama kali ikut, saya mendapatkan banyak hal berharga. Saya bersyukur diberi kesempatan untuk berani, percaya diri, dan belajar banyak hal baru. Dari akademi ini saya sadar bahwa meskipun ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita tetap bisa memberikan yang terbaik,” ujar Jersey dengan mata berbinar, Jumat (19/9/2025).

Akademi Keluarga bagi Jersey bukan sekadar forum, tetapi ruang belajar tentang kehidupan sehari-hari.

“Misalnya di sekolah kita belajar disiplin, di lingkungan memberi teladan, dan dalam keluarga menjadi contoh nyata. Intinya, kita tidak perlu menunggu motivasi dari luar, tapi bisa memulai dari diri sendiri,” katanya.
Ia mengaku paling tertarik saat membahas bonus demografi. Baginya, usia produktif yang dimiliki generasi muda hari ini adalah peluang besar jika dimanfaatkan dengan kreatif.

“Bonus demografi bukan hanya soal jumlah penduduk usia produktif, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya dengan kreatif, termasuk lewat usaha kecil maupun dukungan keluarga,” jelasnya.

Di balik semangat itu, Jersey juga menyinggung hal yang sering dialami remaja: kesehatan mental.

“Kadang remaja dianggap egois atau enggan bercerita, padahal itu bisa memicu masalah kesehatan mental. Karena itu, penting untuk terbuka, terutama kepada keluarga. Seperti yang disampaikan Pak Menteri, pada akhirnya apa pun pekerjaan atau kegiatan kita akan kembali ke keluarga. Jadi keluarga menjadi tempat paling aman untuk berbagi cerita dan mencari solusi,” tambahnya.

Cerita serupa datang dari Nurna Ningsi, pelajar SMA Negeri 6 Maluku Tengah. Bagi Nurna, mengikuti Akademi Keluarga adalah kesempatan langka yang membuka mata tentang luasnya wawasan remaja Indonesia.

“Yang paling penting beta bersyukur diberikan kesempatan menjadi salah satu perwakilan peserta dari Maluku. Beta bisa bertemu dengan 167 orang dengan wawasan luas, belajar hal baru dari dong, dan berbagi pengalaman dari Maluku,” ungkapnya.

Nurna juga menaruh perhatian pada isu bonus demografi dari sudut pandang Maluku.
“Kalau kita sedang ada bonus demografi, seharusnya dimanfaatkan baik. Tapi di Maluku lapangan pekerjaan masih minim, jadi kita harus suarakan supaya daerah Timur juga punya kesempatan lebih luas,” tegasnya.

Selain Jersey dan Nurna, tiga remaja Maluku lainnya Avreel Kayla Virgin Luhukay dari SMA Kristen YPKPM Ambon, Marfel Gabriel Sarisuway, dan Grace Risaputty dari SMA Negeri 3 Seram Bagian Barat juga aktif berbagi pandangan. Dari Jakarta, kelima remaja ini membawa pulang pengalaman sekaligus pesan optimisme.
Seperti yang disampaikan Nurna,

“Jang pernah takut untuk menyuarakan atau mengeluarkan katong pung bakat, karena semuanya itu sudah diatur dengan porsinya masing-masing. Katong kadang di atas, kadang di bawah, jadi seng boleh minder sama teman-teman yang lebih dari katong,” tutupnya.

Akademi Keluarga bagi remaja Maluku menjadi kisah tentang keberanian, kesehatan mental, dan harapan. Dari forum nasional ini, suara mereka kembali ke tanah Maluku—menginspirasi teman sebaya untuk lebih siap menatap masa depan. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.