AMBON, MPNews.com – Di sebuah sekolah menengah di jantung Kota Ambon, semangat membangun masa depan tumbuh dari ruang-ruang kelas yang penuh kehidupan.
Di SMA Kristen YPKPM Ambon, para siswa tak hanya diajarkan pelajaran akademik, tapi juga nilai-nilai penting tentang hidup yang terencana dan bertanggung jawab, melalui pendidikan kependudukan yang membumi dan menyentuh kehidupan nyata mereka.
Kesungguhan itu kini berbuah manis. Dalam ajang Apresiasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Terbaik Tahun 2025 yang digelar Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, sekolah ini meraih Juara 2 SSK Paripurna Terbaik Regional 3 untuk jenjang SMA/MA/sederajat.
Penghargaan ini bukan sekadar simbol prestasi. Ia menjadi bukti nyata dari dedikasi sekolah dalam mengintegrasikan isu-isu penting seperti kependudukan, kesehatan reproduksi remaja, keluarga berencana, hingga pencegahan stunting ke dalam pembelajaran sehari-hari.
“Kami bertekad memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk lomba, tapi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, kreatif, dan penuh nilai bagi siswa,” ujar Dra. E. Laturiuw, Kepala SMA Kristen YPKPM Ambon saat program ini mulai dijalankan.
Program ini pertama kali dijalankan sejak 29 Maret 2023, ketika SMA Kristen YPKPM Ambon ditetapkan sebagai Sekolah Siaga Kependudukan.
Di bawah kepemimpinan Dra. Laturiuw, sekolah mulai menerapkan lima program utama yang melibatkan seluruh warga sekolah dan orang tua.
Di antaranya: Sosialisasi Bangga Kencana secara rutin kepada orang tua dan seluruh warga sekolah; Jumat Sehat dan Jumat Bersih, kegiatan senam bersama dan bersih-bersih lingkungan setiap pekan.
Kemudian, Budaya Serasi (Sehari Berliterasi dan Numerasi) serta sarapan bersama susu dan roti setiap tanggal 14; Pengecekan gizi melalui pengukuran berat dan tinggi badan setiap tiga bulan dan Pemberian tablet tambah darah bagi siswi setiap bulan.
Para siswa juga dilibatkan sebagai subjek perubahan. Mereka yang tergabung dalam PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) maupun Agen Perubahan aktif menyusun materi kampanye, memimpin diskusi, dan melakukan edukasi sebaya.
Para guru bertindak bukan sebagai penceramah, melainkan fasilitator yang mendampingi proses belajar yang lebih partisipatif.
Setelah masa kepemimpinan Dra. Laturiuw berakhir, tongkat estafet kemudian diteruskan oleh Donald Wolter Dias, S.Hut, yang saat ini menjabat sebagai kepala sekolah. Ia membawa semangat yang sama, sekaligus memperkuat kolaborasi dan keterlibatan siswa dalam berbagai inisiatif.
Dias sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah dan telah terlibat sejak awal pengembangan program. Ia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat program Sekolah Siaga Kependudukan di SMA Kristen YPKPM Ambon.
“Kalau soal kelanjutan, saya tetap komitmen untuk terus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersinggungan dengan Sekolah Siaga Kependudukan. Salah satunya adalah integrasi materi ke dalam tiap mata pelajaran, supaya bisa masuk ke intrakurikuler dan diterjemahkan langsung dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan begitu, siswa bisa memahami lebih baik hal-hal yang berkaitan dengan Bangga Kencana,” ungkapnya, Sabtu (26/7/2025).
Ia menilai perubahan signifikan telah terjadi sejak program dimulai.
“Dulu sebelum ada PIK-R, belum ada keterlibatan siswa yang kuat. Tapi setelah PIK-R dan program SSK dijalankan, siswa jadi lebih aktif. Mereka, khususnya kelompok PIK-R, sekarang menjadi ujung tombak dalam sosialisasi dan edukasi sebaya,” lanjutnya.
Dias juga menekankan pentingnya proses internalisasi lewat pembelajaran.
“Ketika materi pelajaran bersinggungan dengan topik seperti KB, bonus demografi, kesehatan, dan lainnya, siswa bisa lebih mudah memahaminya karena konteksnya jelas dan dekat dengan kehidupan mereka. Ini harus menjadi perhatian kita bersama. Kalau kita tidak punya awareness sejak sekarang, terutama tentang bonus demografi yang sudah di depan mata, kalau tidak dikelola dengan baik maka ke depan itu bisa jadi ancaman di berbagai sektor,” tambahnya.
Program yang telah dibangun ini terus dikembangkan. Para kader PIK-R tak hanya aktif di sekolah, tapi juga menorehkan prestasi di luar, termasuk dalam ajang Duta GenRe tingkat Provinsi Maluku.
Mereka juga berbagi inspirasi dengan sekolah lain, seperti melalui sosialisasi pencegahan stunting di SMP Negeri 6 Ambon, serta kolaborasi dalam proyek “Belajar Bersama, Berbagi dan Berdampak”.
Atas pencapaian ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku memberikan apresiasi tinggi.
Menurut Kepala Perwakilan dr. Mauliwaty Bulo, M.Si, sekolah ini telah membuktikan bahwa program Bangga Kencana bisa berjalan efektif, bahkan dalam keterbatasan.
“Prestasi ini membuktikan bahwa pendidikan kependudukan tidak harus mewah. Yang penting adalah semangat dan komitmen. Kami bangga, SMA Kristen YPKPM Ambon mampu menyuarakan isu besar dari tempat yang sederhana,” katanya.
Ia pun berharap semakin banyak sekolah di Provinsi Maluku yang mengikuti jejak ini menjadikan pendidikan kependudukan sebagai bagian dari budaya belajar di sekolah.
Bagi SMA Kristen YPKPM Ambon, penghargaan ini bukan garis akhir, melainkan langkah awal menuju perjuangan yang lebih besar: membentuk generasi muda yang sadar, tangguh, dan siap menyongsong masa depan.
Karena masa depan tak bisa ditunggu. Ia harus direncanakan dan itu dimulai dari bangku sekolah, bersama para remaja yang kini bersiap memegang estafet masa depan Indonesia. (Humas BKKBN).